Bekerja di Gereja : Pekerjaan atau Pelayanan?

Pertanyaan ini buat beberapa orang tidak mudah untuk dijawab.  Jika menjawab "pekerjaan" lebih sering dianggap sebagai jawaban yang kurang baik, jika dibanding dengan menjawab "pelayanan".  Nah ini pasti dianggap menjadi jawaban terbaik , lebih bernuansa politis, (loh kok ?), bernuansa rohani deh.

Kalau ini ditanyakan pada saya, hmm... Saya akan ambil waktu dulu sejenak untuk mendalami siapa si penanya. 

Well, inilah jawaban saya : "ini adalah pekerjaan dan pelayanan".

Tentunya, karena nafkah yang saya terima dari situ. Sama seperti semua bidang pekerjaan yang halal di muka bumi. Sama-sama mempunyai pimpinan, sama-sama menuntut tanggungjawab, sama-sama punya tantangan, sama-sama menuntut keahlian khusus pada beberapa bidang tertentu.
Hanya saja beberapa orang akan berpikir berkali-kali untuk bekerja di gereja. Apa alasannya? Sebagian besar akan menjawab, "karena bukan panggilan." Padahal mungkin itu hanya alasan untuk menutupi kekuatirannya akan mengalami underpaid, yaitu kuatir tidak mendapat cukup nafkah disitu.

Apakah ini berarti mereka yang bekerja di gereja adalah orang-orang yang siap mengalami underpaid? Kok mau?  Umumnya ada 2 alasan sih.  Bisa saja karena meyakini dirinya 'mendapat panggilan Tuhan' atau bisa juga karena saat ini belum ada pilihan pekerjaan lain. Karena jawaban yang kedua inilah banyak orang akhirnya meng-underestimate mereka yang bekerja di gereja. Pakai sedikit istilah asing : under-estimate, supaya bahasan ini kelihatan sedikit lebih keren... padahal  "meremehkan" is what I mean.

Puji Tuhan seiring modernisasi, gereja-gereja masa kini khususnya di kota-kota besar semakin memperhatikan hal ini, dimana orang-orang berkompetensi dibidangnya justru direkrut untuk mengembangkan pelayanan di gereja. Salary dan tunjangannya pun lebih baik jika dibandingkan zaman dulu. Memang sih tidak sampai bergelimang harta, tetapi tidak sampai berkekurangan juga jika gaya hidup bersahaja.



Kembali kepada pertanyaan : Pekerjaan atau Pelayanan ?

Semua itu akan berpulang kembali kepada cara pandang pribadi tersebut untuk menjawabnya.
Pekerjaan apapun di dunia ini mempunyai 2 sisi seperti koin.  Sisi yang satu kita namakan "pekerjaan" sementara sisi lainnya kita namakan saja "pelayanan".

Ketika seseorang melakukan suatu "pekerjaan" maka sebagai kompensasi ia akan menerima suatu upah  (1 Tim 5:18 - ... dan lagi "seorang pekerja patut mendapat upahnya). 

Tetapi ada satu sisi yang lain yang lebih penting untuk diperhatikan adalah "Pelayanan".

"Pelayanan" berbicara mengenai "memberi lebih", melampaui suatu standar yang ada. Orang yang bekerja dengan mental "melayani" akan menyelesaikan suatu pekerjaan lebih dari jobdesc-nya. Di luar sana seringkali dipakai istilah "doing the extra mile".  (Mat. 5:41 BIS - Kalau seorang penguasa memaksa kalian memikul barangnya sejauh satu kilometer, pikullah sejauh dua kilometer). 
Doing the extra mile inilah yang membuat kita menerima dari Tuhan sesuatu yang lebih dari sekedar upah pekerjaan. Yaitu "God's blessings", ya.., berkat-berkat Tuhan !
Prinsip ini tidak hanya berlaku dalam lingkup bekerja di gereja, tetapi berlaku juga di bidang pekerjaan lainnya.

Ya paling tidak, ini menurut pandangan saya pribadi. Pembahasan dan sanggahannya silakan dalam perenungan Anda masing-masing saja ya.

Bagi semua fulltimer di gereja, mari bekerja dengan sungguh-sungguh dan segenap hati seperti untuk Tuhan. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. (Kol 3:24) .

Lord Jesus loves you all !


Comments

Popular posts from this blog

Karyawan Baygon Menulis Ini Untuk Anda

KISAH INSPIRASI : Profesor dan Pelaut

Benarkah Yesus Kristus Lahir Pada Tanggal 25 Desember ?